Kunjungan kerja
ke luar negeri oleh Badan Legislatif di Indonesia memang selalu menuai
kontroversi. Bagaimana tidak? Setiap kunjungan kerja berdalih studi banding ini
menghabiskan uang rakyat bukan ratusan juta lagi melainkan miliaran rupiah.
Walaupun hujatan sana-sini terlontarkan dari segala penjuru, mereka, para
anggota DPR tetap saja melenggang ke luar negeri untuk melaksanakan kegiatan
yang mereka sebut kunjungan kerja.
Dari sumber yang saya baca di
metrotvnews.com ternyata anggaran kunjungan kerja anggota DPR meninggkat dari
tahun ke tahun. Metrotvnews.com menyebutkan bahwa Koalisi Masyarakat Sipil mencatat
peningkatan anggaran kunker DPR ke luar negeri periode 2009-2014 mencapai
Rp162,94 miliar. Jumlah itu melonjak tujuh kali lipat dari periode 2004-2009
yang mencapai Rp23,55 miliar. Sedangkan anggaran kunjungan kerja anggota DPR
pada 2012 diperkirakan senilai Rp482 miliar atau naik sekitar Rp183 miliar dari
tahun 2011. Wah..wah.. Kalau kata Bang H. Rhoma Irama hal ini sungguh
TER…LAAA..LUUU !!
Kunjungan kerja luar negeri juga
dilakukan anggota DPR pada 3 September 2012. Sekitar 20 anggota Badan
Legislatif berkunjungan ke Denmark dan Turki dengan alasan studi banding logo
Palang Merah. Kepergian mereka saat itu diharapkan bisa membawa oleh-oleh berupa
lambang lembaga Palang Merah yang akan digunakan Indonesia. Namun, belakangan
beredar foto-foto anggota dewan sedang berbelanja dan berwisata di Denmark dan
Turki. Wahai bapak ibu wakil rakyat, tidakkah kalian malu dengan sikap kalian
tersebut????
Kita bisa bayangkan betapa bermanfaatnya
dana yang mereka gelontorkan untuk kunjungan kerja jika digunakan untuk pembangunan
daerah, perbaikan jalan yang rusak, pendidikan di daerah terpencil, dan
segudang masalah yang bisa teratasi dengan uang sebanyak itu. Kalaupun memang
membutuhkan data-data ataupun informasi yang penting sehingga mengharuskan
studi banding, pemerintah bisa kan bekerja sama dengan mahasiswa yang notabene
sedang melaksanakan studi di luar negeri? Malah justru hal ini bisa mengeratkan
hubungan mahasiswa dengan pemerintah. Dan lagi, pemerintah tidak perlu membuang
miliaran rupiah karena kunjungan kerja ini. Atau memang hal inilah yang para
anggota DPR inginkan?? Bukan kunjungan kerjanya tapi plesirannya. Bahkan, para
anggota DPR tersebut juga memboyong keluarganya. Maka tak aneh jika ketika
kunjungan kerja ke Jerman pada April lalu ditolak oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Pengurus
Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) setempat.
0 komentar:
Posting Komentar